MENOLAK KERAGUAN DENGAN IMAN

Keraguan adalah suatu keadaan yang dekat dan melekat dengan kita. Keraguan bukanlah sesuatu yang perlu kita sembunyikan, tetapi perlu untuk segera di atasi.

Dengan membiarkan keraguan akan menciptakan hidup yang frustrasi, tidak percaya diri dan stagnasi.

Di dalam alkitab ada beberapa tokoh yang di kenal karena keraguan nya. Seperti Musa, Yosua, Elia, Petrus, Tomas dan yang lainya.

Hari ini kita fokus kepada Musa. Musa yang adalah di lahirkan untuk membebaskan bangsa Israel, tetapi kenyataannya Musa keluar dari Mesir dan bersembunyi di Midian rumah mertuanya Yitro.

Butuh 40 tahun untuk Musa bangkit dan kembali mengerjakan panggilannya membebaskan bangsa Israel.

Keluaran 3:10-12

[10] Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.”

[11] Tetapi Musa berkata kepada Allah: ”Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?”

[12] Lalu firman-Nya: ”Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.”

Keluaran 4:1, 10, 13

[1] Lalu sahut Musa: ”Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: Tuhan tidak menampakkan diri kepadamu?”

[10] Lalu kata Musa kepada Tuhan: ”Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.”

[13] Tetapi Musa berkata: ”Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus.”

Dari semua argumentasi yang di bangun oleh Musa terhadap Tuhan kesimpulannya adalah

1#. Musa tidak percaya diri.

3:11 Siapakah aku ini

4:1 Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku,

4:10 Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara,

4:11 Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus.”

Orang yang tidak percaya diri itu bukan karena tidak ada kesempatan dan peluang, masalahnya ada di mentalitasnya.

2#. Musa hidupnya sudah stagnasi. Selama 40 tahun sudah stag dari seorang Pangeran yang gagah perkasa di Mesir menjadi gembala domba mertuanya Yitro.

Keluaran 3:1 Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.

Apa yang terjadi jika kita hidup dalam keraguan?

1#. Keraguan membuat tidak berani melakukan tindakan besar.

Pertimbangannya banyak banget, dan kalau semua belum sempurna tidak akan jalan-jalan atau Perfeksionis. Selalu di lihat dari kacamata negatif.

Jika kita membuat kegiatan, kegiatan itu termaksud sukses karena jika nilainya 1-10 = 90 maka yang di liat itu dan di bahas terus itu yang 10 nya.

2#. Keraguan membuat Tidak maksimalnya potensi dan talentanya.

Musa adalah seorang Pangeran yang memiliki jaringan dan Power di Mesir tapi keraguan membunuh semua itu.

Ingat Firman Tuhan 2 minggu yang lalu yang menerima satu talenta.

Matius 25:24-25

[24] Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.

 [25] Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!

3#. Keraguan membuat jauh dari rencana Allah

Banyak karena keraguan yang datang membuat kita tidak berani mengambil jalan yang Tuhan tetapkan.

Alasan Saya untuk Ragu:

“Aku merasa lemah dan ragu jika aku dapat menangani apa yang kuhadapi.”

“Apa yang baru saja terjadi padaku adalah bencana, dan aku tidak melihat bagaimana aku dapat pulih darinya.”

“Aku takut pada apa yang mungkin terjadi.”

“Aku tidak tahu apakah Tuhan akan menjawab doa-doaku.”

Alasan Tuhan untuk Beriman:

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13).

“Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28).

“Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan” (1 Yohanes 4:18).

“Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku,Aku akan melakukannya”(Yohanes 14:14).

Pemeliharaan TUHAN di Tengah Hukuman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *